Honda Kirana 125 cc dipasarkan untuk
kendaraan keluarga. Karenanya fitur-fitur yang ditanamkan standar saja,
selain mesin type baru dengan kapasitas yang lebih besar. Selebihnya
mirip Astrea Grand.
Karena motor ini langka, banyak yang
tidak diketahui oleh orang pada umumnya. Motor ini keluarnya lebih dulu
dari pada Karisma, namun lebih banyak yang tahunya bahwa motor ini
adalah versi ekonomis dari Karisma (senada dengan Supra dan Legenda).
Karena launching lebih dulu itu sehingga dianggap sebagai kelinci
percobaan untuk mesin baru Honda.
Ada yang agak mengejutkan, yaitu
informasi dari Kepala Mekanik AHASS Gedongkuning Yogyakarta menyatakan
bahwa Kirana harusnya menggunakan bahan bakar pertamax bahkan pertamax
plus agar pembakarannya optimal. Kalo begitu berarti motor ini ber
kompresi tinggi .
Ada perbedaan fitur antara Kirana dengan
Karisma, jika Kirana terkesan jadul sedangkan Karisma lebih modern.
Kirana masih menggunakan speedometer analog dan diambil dari roda depan,
sehingga masih ada kabel speedometer ke as roda. Beda dengan Karisma
yang menggunakan speedometer digital dan tidak diambil dari roda depan
namun dari dalam sproket. Tidak ada fitur bagasi juga di motor Kirana
ini, karena hanya ada tempat toolkit berukuran kecil. Besi behelnya juga
masih menggunakan besi pipih, sedangkan Karisma sudah menggunakan
behel aluminium.
Shockbreaker khas Grand yang full cover
chrome juga dipertahankan di Kirana. Juga pelindung rantai full
tertutup yang sudah ditinggalkan masih diterapkan di motor ini. Secara
fungsi memang bagus namun menjadi aneh di saat motor lain meninggalkan
piranti tersebut. Rem depan Kirana hanya menggunakan rem teromol.
Namun ternyata dibalik ke-standar-annya
Kirana mempunyai beberapa kelebihan. Mesin kompresi tinggi seperti
diutarakan diatas ditengarai mesin Kirana adalah buatan Thailand yang
dibawa ke Indonesia secara utuh. Dengan hal itu diyakini metalurginya
lebih baik dari mesin buatan Indonesia. Hal lain adalah penggunaan CDI
unlimiter sehingga bisa berkitir di RPM tinggi.
Kelemahan motor ini adalah bergetar di
top speed. Penggunaan ban yang kecil membuat daya cengkeram ke jalan
jadi kurang maksimal sehingga terasa mengambang dan kurang stabil. Ban
depan: 2,25 dan ban belakang: 2,50.
Agar stabil pengguna Kirana memasang ban
depan belakang berukuran sama dengan belakang yaitu 2,50. Atau ada juga
yang memasang ban seperti pada Supra.
Karena promosi kurang dan modelnya yang
seperti Grand, maka motor ini kurang laku di pasaran. Harga jual
kembalinya pun turun. Kalo tidak salah harganya dibawah Supra Fit yang
sama-sama kelas entry level. Sulitnya suku cadang sepertinya juga
mempengaruhi. Apalagi mencari aksesorisnya lebih sulit lagi.
Karena jatuh, ada user Kirana yang
kesulitan mencari body pengganti kemudian mengganti body yang rusak itu
dengan body New Supra Fit. Di jalanan bisa menipu yang ngajak ngetrek
nih…Supra Fit tapi ngacir
Bagi yang memihara spesies ini, rawatlah,
karena dibalik tampang jadulnya tersimpan sesuatu yang mantap. Juga
rawatlah karena sparepartnya langka.
Referensi dan foto : KASKUS
Eh motor ini ada lagunya lho silahkan cek di YOUTUBE, namun bahasanya tidak tahu bahasa mana..
copas langsung dari http://maskurblog.wordpress.com/2010/05/28/honda-kirana-part-2-serba-serbi/
No comments:
Post a Comment